Sisi positif tanam paksa bagi bangsa Indonesia adalah rakyat Indonesia mengenal berbagai jenis tanaman ekspor. Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia IV (2008) karya Marwati Djoened dan Nugroho, dijelaskan dampak positif pelaksanaan tanam paksa bagi rakyat Indonesia, di antaranya: Rakyat Indonesia mengenal berbagai teknik menanam jenis-jenis
1 Lihat Foto Pembukaan perkebunan di kawasan Priangan sekitar tahun 1907-1937. Era budidaya tanaman kopi berdasarkan kerja paksa dimulai di Priangan pada awal abad ke-19. Konsep ini disebut Preangerstelsel. Sistem inilah yang kemudian mengilhami Cultuurstelsel atau tanam paksa di berbagai wilayah di Hindia Belanda.
Beberapa aturan dibuat dalam melaksanakan sistem tanam paksa. Aturan sistem tanam paksa, yaitu: Persetujuan-persetujuan akan diadakan dengan penduduk agar mereka menyediakan sebagian dari tanahnya untuk penanaman tanaman ekspor yang dapat dijual di pasar Eropa.Sistem tanam paksa merupakan salah satu sistem yang pernah diterapkan di Indonesia pada masa penjajahan, sebelum kemerdekaan. Adanya sistem tanam paksa ini memberikan dampak buruk bagi bangsa Indonesia. Salah satunya adalah krisis pangan yang dialami masyarakat Indonesia pada saat itu. Selain itu, masih ada banyak lagi dampak buruk lainnya yangKetentuan Pokok Sistem Tanam Paksa. Adapun ketentuan pokok dari sistem tanam paksa di Indonesia diatur dalam Lembaran Negara Belanda (Staatsblad) No 22 tahun 1834. Peraturan tersebut berbunyi: Penduduk wajib menanami seperlima tanahnya dengan tanaman yang diwajibkan oleh pemerintah. Tanah tersebut dibebaskan dari tuntutan pajak tanah.
Sejarah. Mengenal pelaksanaan sistem tanam paksa di Indonesia yang tidak bisa dilupakan. Sistem Tanam Paksa adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch pada tahun 1830 yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditas ekspor, khususnya teh, kopi, dan kakao..