Cara Kerja PLTS Off Grid Pembangkit listrik tenaga surya off grid merupakan sistem PLTS yang tidak terkoneksi dengan grid, melainkan menuju sistem penyimpanan daya listrik atau baterai. Sistem PLTS off-grid ini umumnya diimplementasikan pada perangkat independen seperti lampu jalan raya atau bangunan yang tidak terjangkau jaringan listrik PLN.
sistem PLTSSTAND ALONE PHOTOVOLTAIC Gb 1. Prinsip Kerja sistem PLTS TerpusatGRID CONNECTED PHOTOVOLTAIC SYSTEMGb 2. Prinsip Kerja sistem PLTS On GridGb 3. Grafik Penggunaan Grid Connected Photovoltaic SystemGRID CONNECTED PHOTOVOLTAIC BATTERY BACKUP Gb 4. Prinsip Kerja sistem PLTS On Grid With Battery BackupHYBRID PHOTOVOLTAIC POWER SYSTEMKonfigurasi Hybrid PV-GensetGb 5. Skema sistem PLTS Hybrid Cara Kerja System HybridSystem Sizing dan Design Sistem PLTS terdiri dari beberapa jenis, meliputi stand alone photovoltaic, grid connected photovoltaic battery backup, grid connected photovoltaic system, dan hybrid photovoltaic power system. STAND ALONE PHOTOVOLTAIC Stand Alone PV system atau Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat sistem PLTS Terpusat merupakan sistem pembangkit listrik alternatif untuk daerah-daerah terpencil/pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan PLN. Sistem PLTS terpusat disebut juga Stand-Alone PV system, yaitu sistem PLTS yang hanya mengandalkan energi matahari sebagai satu-satunya sumber energi utama dengan menggunakan rangkaian photovoltaic module untuk menghasilkan energi listrik sesuai dengan kebutuhan. Secara umum Konfigurasi sistem PLTS Sistem Terpusat dapat dilihat seperti terlihat blok diagram dibawah Gb 1. Prinsip Kerja sistem PLTS Terpusat Prinsip kerja sistem PLTS terpusat dapat diuraikan sebagai berikut Pada sistem PLTS terpusat ini, sumber energi energi listrik yang dihasilkan oleh Modul Surya PV pada siang hari akan disimpan dalam baterai. Proses pengisian energi listrik dari PV ke baterai diatur oleh Solar Charge kontroler agar tidak terjadi over charge. Besar energi yang dihasilkan oleh PV sangat tergantung kepada intensitas penyinaran matahari yang diterima oleh PV dan efisiensi cell. Intensitas matahari maksimum mencapai 1000 Watt/m2, dengan efisiensi cell 14% maka daya yang dapat dihasilkan oleh PV adalah sebesar 140 Watt/m2. Selanjutnya energi yang tersimpan dalam baterai digunakan untuk menyuplai beban melalui Inverter saat dibutuhkan. Inverter mengubah tegangan DC pada sisi baterai menjadi tegangan AC pada sisi beban. GRID CONNECTED PHOTOVOLTAIC SYSTEM Grid Connected PV System merupakan solusi Green Energy bagi penduduk perkotaan baik perumahan ataupun perkantoran. Sistem PLTS ini menggunakan Modul Surya Photovoltaic Module untuk menghasilkan listrik yang ramah lingkungan dan bebas emisi. Dengan adanya sistem PLTS ini akan mengurangi tagihan listrik rumah tangga, dan memberikan nilai tambah pada pemiliknya. Gb 2. Prinsip Kerja sistem PLTS On Grid Sesuai namanya, Grid Connected-PV, maka sistem PLTS ini akan tetap berhubungan dengan jaringan PLN dengan mengoptimalkan pemanfaatan Energi PV untuk menghasilkan energi listrik semaksimal mungkin. Pada siang hari, Modul Surya yang terpasang pada atap akan mengkonversi sinar matahari menjadi Energi listrik Arus Searah DC. Selanjutnya sebuah komponen yang disebut Grid-inverter merubah listrik arus searah DC dari PV menjadi listrik arus bolak-balik AC yang kemudian dapat digunakan untuk mensuplai berbagai peralatan rumah tangga seperti Lampu, TV, Kulkas, Mesin Cuci, dll. Jadi pada siang hari, kebutuhan energi listrik berbagai peralatan disuplai langsung oleh Modul Surya. Jika pada kondisi ini terdapat kelebihan energi dari PV maka kelebihan energi ini dapat dijual ke PLN tergantung kebijakan. Pada malam hari atau jika kondisi cuaca mendung maka peralatan akan disupport oleh jaringan PLN. Hal ini dimungkinkan karena sistem ini tetap terkoneksi dengan jaringan PLN. Ilustrasi penggunaan Grid Connected dapat dilihat pada grafik berikut Gb 3. Grafik Penggunaan Grid Connected Photovoltaic System Keuntungan menggunakan Energi Surya Grid-Connected PV Mereduksi penggunaan bahan bakar fosil sehingga mengurangi polusi/emisi bahan bakar Bersih, tidak berisik, menggunakan energi gratis dari matahari sepanjang tahun Tidak memerlukan biaya operasional sepeserpun Pengoperasian dan Perawatan sistem yang sangat mudah Membantu menstabilkan tegangan PLN pada sisi beban Membantu mengurangi biaya tagihan listrik bulanan Meningkatkan nilai prestise pada rumah/perkantoran Kelebihan Listrik yang dihasilkan PV dapat dijual kepada PLN tergantung kebijakan GRID CONNECTED PHOTOVOLTAIC BATTERY BACKUP Grid-connected PV with battery backup adalah sistem PLTS solusi energi hijau untuk penduduk perkotaan baik perumahan, perkantoran, atau fasilitas publik. Sistem ini menggunakan Modul Surya Photovoltaic Module sebagai penghasil listrik yang ramah lingkungan dan bebas emisi. Dengan adanya sistem ini akan mengurangi tagihan listrik PLN dan sekaligus turut andil dalam penyelamatan lingkungan dengan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkitan energi listrik. Sistem PLTS ini juga berfungsi sebagai backup energi listrik untuk menjaga kontinuitas operasional peralatan-peralatan elektronik. Jika suatu saat terjadi kegagalan pada suplai listrik PLN Pemadaman listrik maka peralatan-peralatan elektronik dapat beroperasi secara normal dalam jangka waktu tertentu tanpa adanya gangguan. Gb 4. Prinsip Kerja sistem PLTS On Grid With Battery Backup Keuntungan Menghasilkan energi listrik mandiri dan mengurangi tagihan listrik PLN anda Mereduksi penggunaan bahan bakar fosil sehingga mengurangi polusi/emisi bahan bakar Bersih, tidak berisik, menggunakan energi gratis dari matahari sepanjang tahun Menyediakan cadangan backup listrik untuk beban-beban peralatan penting apabila terjadi gangguan PLN pada periode waktu tertentu Meningkatkan nilai prestise pada bangunan/perusahaan anda. Tidak memerlukan biaya operasional yang besar low maintenance Pengoperasian dan Perawatan sistem yang sangat mudah Kelebihan energi listrik yang dihasilkan PV dapat dijual kepada PLN tergantung kebijakan HYBRID PHOTOVOLTAIC POWER SYSTEM Pengertian Hybrid pada tulisan ini adalah penggunaan 2 atau lebih pembangkit listrik dengan sumber energi yang berbeda, umumnya digunakan untuk captive genset, sehingga diperoleh sinergi yang memberikan keuntungan ekonomis maupun teknis. Tujuan utama dari sistem PLTS hybrid pada dasarnya adalah berusaha menggabungkan dua atau lebih sumber energi sistem pembangkit sehingga dapat saling menutupi kelemahan masing-masing dan dapat dicapai keandalan supply dan efisiensi ekonomis pada type load Load profile tertentu. Type load Load profile adalah keyword penting dalam sistem PLTS hybrid. Untuk setiap load profile yang berbeda, akan diperlukan system hybrid dengan komposisi tertentu, agar dapat dicapai system yang optimum. Oleh karenanya, system design dan system sizing lihat publikasi pt Azet tentang topik ini, memegang peranan penting untuk mencapai target dibuatnya system hybrid. Sebagai contoh, load profile yang relatif konstan selama 24 jam dapat dicatu secara efisien dan ekonomis oleh genset dengan kapasitas yang sesuai, akan tetapi load profile dimana penggunaan listrik pada siang hari berbeda jauh dibandingkan dengan malam hari, akan membuat penggunaan genset saja tidak optimum. System Hybrid dapat melibatkan 2 atau lebih system pembangkit listrik, umumnya system pembangkit yang banyak digunakan untuk hybrid adalah genset, PLTS, mikrohydro, Tenaga Angin. Sehingga system hybrid bisa berarti PLTS-Genset, PLTS-Mikrohydro, PLTS-Tenaga Angin dst. Di indonesia system hybrid telah banyak digunakan, baik PLTSGenset, PLTS-Mikrohydro, maupun PLTS-Tenaga Angin-Mikro Hydro. Namun demikian hybrid PLTS-Genset yang paling banyak dipakai. Umumnya digunakan pada captive genset/isolated grid stand alone genset, yakni genset yang tidak di interkoneksi. Tujuan dari Hybrid PV-Genset adalah mengkombinasikan keunggulan dari setiap pembangkit dalam hal ini genset & PLTS sekaligus menutupi kelemahan masing-masing pembangkit untuk kondisi-kondisi tertentu, sehingga secara keseluruhan system dapat beroperasi lebih ekonomis dan efisien. Photovoltaic memerlukan investasi awal yang besar tetapi tidak memerlukan operation & maintenance O&M cost, dan lebih murah untuk jangka panjang, oleh karenanya ideal untuk mencatu base load, yang umumnya tidak terlalu besar. Apabila digunakan untuk mencatu peak load, investasi awal yang dibutuhkan akan terlalu besar. Dilain pihak, Investasi awal genset tidak besar tetapi O&M cost tinggi dan mahal untuk jangka panjang, sehingga efektif dan efisien untuk mencatu load besar pada saat peak load, tetapi tidak efisien pada base load, karena jauh dibawah kapasitas optimumnya. Kombinasi Hybrid PV-Genset akan mengurangi jam operasi genset misalnya dari 24 jam per hari menjadi hanya 4 jam per hari pada saat peak load saja sehingga biaya O&M dapat lebih efisien, sementara PLTS digunakan untuk mencatu base load, sehingga tidak dibutuhkan investasi awal yang besar. Dengan demikian Hybrid PV-Genset akan dapat menghemat O&M cost, mengurangi inefisiensi penggunaan genset, serta sekaligus menghindari kebutuhan investasi awal yang besar. Konfigurasi Hybrid PV-Genset System Hybrid PV-Genset terdiri dari empat komponen utama, sebagai berikut 1. Â Â Genset Membangkitkan listrik AC, untuk sistem PLTS hybrid umumnya dilengkapi dengan automatic starter, agar nyala-mati nya genset dapat diatur otomatis dari electronic controller. 2. Â Â PLTS Photovoltaic Mengkonversi sinar matahari menjadi listrik DC. Mengingat sistem PLTS hybrid menggunakan modul surya Solar module/Solar panel dalam jumlah yang cukup banyak dan semuanya disambungkan baik seri maupun paralel, maka modul surya dengan kapasitas per panel yang besar > 100 Wp/panel lebih disukai, dengan demikian dapat mengurangi kebutuhan kabel koneksi. Listrik yang dihasilkan oleh modul surya, sebelum masuk ke jaringan distribusi dikonversi menjadi listrik AC alternating current, oleh karena itu output dari solar modul diusahakan dengan voltage >12VDC system voltage 48V ~ 120 VDC umum dipakai. Untuk kebutuhan ini, BP Solar mengeluarkan modul surya 160Wp dengan system voltage 24V DC, hal ini memudahkan koneksi untuk mengejar DC voltage yang tinggi. Koneksi seri/paralel antar modul surya juga disertai dengan diode-diode pengaman Bypass Diode & Blocking Diode untuk mencegah short circuit, hot spot, dan reverse current. 3. Â Â Electronic Controller/Bi directional Inverter Sering juga disebut sebagai power conditioner. Pada hakekatnya berfungsi sebagai a. Voltage conditioning sebelum di catu ke load, b. Berfungsi sebagai inverter dengan mengkonversi listrik DC yang dihasilkan solar pv system menjadi listrik AC yang akan dicatu ke load, c. Berfungsi sebagai charger untuk mencharge battery dengan memanfaatkan kelebihan listrik dari genset, d. Berfungsi mengatur charging battery dari solar module, e. Mengatur dan mengelola pembangkit mana yang harus bekerja sesuai dengan kebutuhan load, termasuk mematikan dan menyalakan genset. 4. Â Â Battery Berfungsi sebagai buffer daya untuk mengatasi time lag antara dihasilkannya listrik oleh pembangkit PV ataupun genset dengan waktu digunakannya listrik oleh load. Ukuran battery yang dipakai sangat tergantung pada ukuran genset, ukuran solar panel, dan load pattern. Ukuran battery yang terlalu besar baik untuk efisiensi operasi tetapi mengakibatkan kebutuhan investasi yang terlalu besar, sebaliknya ukuran battery terlalu kecil dapat mengakibatkan tidak tertampungnya daya berlebih dari pembangkit dan genset terlalu sering menyala. Sistem PLTS hybrid secara skematis disajikan pada diagram berikut ini Gb 5. Skema sistem PLTS Hybrid Cara Kerja System Hybrid Terdapat beragam system hybrid, tergantung pada system design dan pilihan peralatan. Pada system hybrid tertentu, peralihan PLTS atau genset yang dioperasikan dilakukan secara manual. System ini tidak disarankan karena sangat tergantung pada ketelitian operator dalam mengamati perilaku load. System hybrid yang baik dilengkapi dengan automatic engine starter pada gensetnya dimana mati-hidupnya genset di atur secara elektronis. Perkembangan teknologi system control untuk hybrid sudah sangat baik akhir-akhir ini. Apabila load dapat di catu oleh PLTS dan battery, maka SMD akan mengkonversi listrik DC dari PLTS atau battery menjadi listrik AC, lalu di catu ke jaringan. Apabila PLTS dan battery tidak mampu lagi mencatu load, maka genset akan di nyalakan untuk membantu mencatu listrik. Tergantung pada system sizing dan system designnya, hal ini berarti pada dasarnya base load akan dicatu oleh PLTS dan battery, sedangkan peak load akan dicatu oleh genset. Battery akan di isi charge oleh dua sumber, yakni PLTS pada siang hari, dan genset yang berasal dari daya berlebih excessive power pada saat genset mencatu peak load, yakni ketika peak load mulai menurun dan genset masih menyala. Perilaku hybrid tersebut di atas dapat di set pada SMD, dan dasar set up nya adalah pada saat penentuan system sizing dan system design berdasarkan data load profile. Oleh Battery Modul Surya SMD Solar Mains Diesel Controller, Bi-directional Inverter Jaringan Distribusi Genset karena itu, seperti telah dijelaskan di bab sebelumnya, load profile sangat menentukan perilaku system hybrid dalam mencatu listrik. Apabila system sizing dan system designya tidak baik, genset dapat sering menyala atau menyala pada jam-jam yang tidak diinginkan misalnya tengah malam, sehingga persediaan BBM tidak dapat diprediksi. Hal ini akan menjadi masalah besar apabila system hybrid di tempatkan di wilayah dimana supply BBM relatif sulit. System Sizing dan Design 1. System sizing adalah proses menentukan kapasitas ukuran system berdasarkan load profile yang ingin di catu dengan memperhatikan kemampuan output masing-masing pembangkit. 2. System Design adalah proses menentukan design peralatan yang akan dipakai agar dapat dicapai tujuan yang telah ditetapkan, dan agar peralatan satu dengan lainnya dapat berinteraksi dengan baik. Sebagai contoh, system hybrid dapat saja menggunakan genset dengan manual starter atau automatic starter, dan genset manapun yang dipilih maka harus disesuaikan dengan system control yang akan dipakai. SIstem PLTS Hybrid yang digunakan pada jaringan captive genset/isolated genset off grid system, dapat juga dilengkapi dengan system pra bayar, dimana masyarakat dapat membeli listrik untuk kebutuhan satu minggu/bulan. Artikel berkaitan Prinsip kerja PLTSBerikut konfigurasi dari sistem PLTS Off-Grid : Gambar 2.2 Prinsip kerja PLTS Off-Grid (Sumber: Anonim. 2010. Technical Application Papers No. 10 Photovoltaic . Platns. Italy: ABB SACE) Prinsip kerja sistem PLTS terpusat dapat dijelaskan sebagai berikut :
» Solusi Elektrifikasi » PLTS Terpusat Off Grid » Cara Kerja Cara Kerja How It Works PLTS Terpusat Off Grid Terdapat 2 sistem pada PLTS Terpusat Off Grid PLTS Komunal / PLTS Sentralisasi AC Couping dan DC Coupling. Perbedaan cara kerja kedua sistem coupling tersebut ada pada interkoneksi antara sistem panel surya dan sistem baterai. Pemilihan kedua sistem lebih dipengaruhi karateristik konsumsi energi pada siang/malam hari meskipun pada prinsipnya tidak berbeda. Share this page Pada sistem DC Coupling, output solar charger terkoneksi dengan input dari battery inverter sisi DC, sementara pada sistem AC Coupling, output solar inverter terkoneksi dengan output battery inverter sisi AC. Lihat Spesifikasi Solusi Sistem DC Coupling Beban = Produksi PLTS PLTS akan melayani beban seluruhnya. Namun demikian tidak semua kombinasi solar charge controller dan battery inverter dapat mengalirkan daya dengan skema ini. Umumnya baterai di-charge pada siang hari dan digunakan pada malam hari. Produksi PLTS = 0 Baik karena malam hari maupun kondisi cuaca sangat buruk, maka beban akan dilayani oleh baterai melalui battery inverter. Jika energi baterai hampir habis, maka kekurangan energi beban akan dibantu oleh generator jika tersedia untuk melayani beban dan pengisian baterai. Beban Produksi PLTS Seluruh produksi energi PLTS akan melayani beban dan kekurangan energi beban akan dibantu oleh energi dari baterai. Jika energi baterai hampir habis, maka kekurangan energi beban akan dibantu oleh generator jika tersedia untuk melayani beban dan pengisian baterai. Sistem AC Coupling Beban = Produksi PLTS Ketika besar beban sama dengan produksi energi PLTS, maka PLTS akan melayani beban seluruhnya. Produksi PLTS = 0 Baik karena malam hari maupun kondisi cuaca sangat buruk, maka beban akan dilayani oleh baterai melalui battery inverter. Jika energi baterai hampir habis, maka kekurangan energi beban akan dibantu oleh generator jika tersedia untuk melayani beban dan pengisian baterai. Beban Produksi PLTS Seluruh produksi energi PLTS akan melayani beban dan kekurangan energi beban akan dibantu oleh energi dari baterai. Jika energi baterai hampir habis, maka kekurangan energi beban akan dibantu oleh generator jika tersedia untuk melayani beban dan pengisian baterai. Kurva Beban vs Produksi PLTS Umumnya aktivitas penggunaan energi lebih banyak banyak pada malam hari. Sebagian produksi energi PLTS dipakai langsung pada siang hari dan kelebihan energi disimpan pada baterai yang akan digunakan pada malam hari pada saat tidak ada sinar matahari. Namun, pada beberapa proyek pemerintah dengan kuota energi yang minim, pemakaian dibatasi pada saat sore sampai pagi hari agar kuota tidak habis di siang hari. Paket Solusi PLTS Terpusat Off Grid
Terdapat2 sistem pada PLTS Terpusat Off Grid (PLTS Komunal / PLTS Sentralisasi) : AC Couping dan DC Coupling. Perbedaan cara kerja kedua sistem coupling tersebut ada pada interkoneksi antara sistem panel surya dan sistem baterai. Pada sistem DC Coupling, output solar charger terkoneksi dengan input dari battery inverter (sisi DC), sementara pada
Tenaga surya memimpin pasokan EBT dengan potensi sebesar 207,8 GW. Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau disingkat PLTS menjadi sumber energi yang menjanjikan pada abad ke-21. PLTS adalah suatu pembangkit listrik yang bersumber dari sinar matahari melalui sel surya untuk mengkonversikan radiasi sinar foton matahari menjadi energi listrik. Sel Surya yang mendapat penyinaran sinar matahari merupakan salah satu sumber energi yang sangat menjanjikan Naim, 2017. PLTS menjadi primadona dalam mendukung tercapainya target bauran EBT 23% di 2025. Indonesia adalah negara dengan serapan tenaga surya terbesar di ASEAN, karena matahari ada setiap hari sepanjang tahun. Berdasarkan SNI 83952017, PLTS adalah sistem pembangkit listrik yang energinya bersumber dari radiasi matahari, melalui konversi sel fotovoltaik. Sistem fotovoltaik mengkonversi radiasi sinar matahari menjadi energi listrik . Semakin tinggi intensitas radiasi iradiasi matahari yang mengenai sel fotovoltaik, semakin tinggi daya listrik yang dihasilkannya. Dengan kondisi geografi Indonesia yang strategis yaitu terletak di daerah tropis dan berada di garis khatulistiwa, PLTS menjadi salah satu teknologi penyediaan tenaga listrik yang potensial untuk diaplikasikan. PLTS dapat diaplikasikan melalui berbagai bentuk instalasi, dengan konfigurasi sistem terpusat ataupun tersebar, dimana masing-masing aplikasi tersebut dapat bersifat on grid maupun off-grid. PLTS off-grid sering disebut sistem PLTS berdiri sendiri stand-alone, beroperasi secara independen tanpa terhubung dengan jaringan PLN. Sistem ini membutuhkan baterai untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan di siang hari untuk memenuhi kebutuhan listrik di malam hari. Dalam sistem off-grid, panel surya memasok listrik DC ke baterai, dan inverter mengubah energi baterai yang tersimpan menjadi listrik AC sesuai permintaan. Baterai memungkinkan sistem untuk memberikan daya saat matahari tidak bersinar. PLTS Off Grid merupakan alternatif solusi masalah listrik untuk daerah-daerah terpencil atau daerah-daerah pedesaan yang tidak terjangkau jaringan listrik PLN Naim, 2017. Iklan Sistem PLTS off grid terdiri dari komponen utama yaitu modul surya, dan Balance of System BOS yang terdiri atas solar charge controller, inverter, baterai, dan beberapa komponen pendukung lainnya Arriaga et al.,2021. Modul Surya Teknologi modul PV terbagi dalam tiga kategori yaitu Crystalline Silicon, Thin Film, Emerging and Novel. Dalam memilih teknologi modul surya yang terbaik harus memperhatikan beberapa faktor seperti efisiensi, harga, ketersediaan di pasar, jaminan kinerja, bentuk dan penampilan, dan respons terhadap kondisi iklim. Crystalline Silicon terdiri atas 2 macam yaitu Monocrystalline dengan efisiensi modul sebesar 13-19% dan Polycrystalline dengan efisiensi modul sebesar 11-15%. Jika dibandingkan dari segi harga, Monocrystallinelah yang paling mahal namun memiliki efisiensi yang lebih besar. Jenis modul PV yang kedua adalah Thin Film. Thin Film memiliki beberapa kelebihan yaitu harga lebih murah jika dibandingkan dengan Crystalline Silicon, memiliki sifat yang fleksibel dan tidak kaku sehingga mudah dibentuk, lebih ringan sehingga lebih cocok untuk dipasang pada atap rumah, dan memiliki kinerja yang baik pada iklim yang panas karena memiliki koefisien suhu yang relatif rendah sekitar 0,2% per derajat. Thin Film memiliki beberapa macam jenis yaitu Amorphous silicon dengan efisiensi 4-8%, Amorphous and micromorph silicon multijunctions dengan efisiensi 7-9%, Cadmium-telluride dengan efisiensi 10-11%, dan Copper-indium-[gallium]-[di]selenide- [di]sulphide dengan efisiensi 7-12%. Jenis modul PV yang ketiga yaitu Concentrating photovoltaics dengan efisiensi sel sebesar 30-38%. Solar Charge Controller Solar charge controller SCC atau juga dikenal sebagai battery charge regulator BCR adalah komponen PLTS yang berfungsi untuk mengatur pengisian baterai lebih optimal. Perangkat ini beroperasi dengan cara mengatur tegangan dan arus pengisian berdasarkan daya yang tersedia dari larik modul fotovoltaik dan status pengisian baterai SoC, state of charge. Dalam memilih SSC harus mempertimbangkan beberapa hal seperti konfigurasi larik modul fotovoltaik, sistem tegangan yang dipakai, dan karakteristik baterai. SSC yang ideal yaitu tegangan dan arus masukan input maksimum SCC harus lebih tinggi dari tegangan dan arus maksimum larik modul fotovoltaik yang terhubung pada kondisi apapun, Efisiensi yang tinggi ≥ 98% pada tegangan sistem dan dilengkapi dengan MPPT, dan Sesuai dengan teknologi baterai yang terpasang. Inverter Inverter berfungsi untuk mengkonversi arus DC ke AC. Sebuah inverter surya, secara teknis disebut unit pengkondisi energi, mengubah listrik DC dari susunan PV surya menjadi listrik AC, sambil memaksimalkan keluaran daya. Terdapat 3 jenis inverter yaitu micro inverter, string inverter, central inverter. Micro inverter mengubah listrik dari satu panel. String inverter mengubah listrik dari modul string tunggal string adalah satu set modul yang dihubungkanseri; dan central inverter mengubah listrik dari beberapa string yang disambungkan secara paralel satu sama lain. Dari segi harga micro inverter lebih mahal dari inverter sentral atau string namun kinerjanya lebih baik daripada inverter sentral, terutama dalam kondisi teduh. kinerja micro inverter lebih tinggi 20% dalam kondisi tanpa bayangan dan lebih dari 27% dalam kondisi teduh Lee 2011. Inverter sentral adalah yang paling umum digunakan, terutama untuk pembangkit skala menengah dan besar. Dalam memilih jenis inverter, yang pertama menjadi pilihan adalah yang lebih baik untuk atap yang sebagian memiliki banyangan selama sebagian hari, atau untuk susunan yang berisi modul dengan spesifikasi atau orientasi yang berbeda. Ini karena inverter mampu melacak dan memaksimalkan output daya untuk setiap modul atau string, bukan untuk array secara keseluruhan IFC 2012. Baterai Dalam PLTS off grid baterai berfungsi untuk menyimpan pasokan listrik DC yang dihasilkan panel surya. Baterai memungkinkan sistem untuk memberikan daya saat matahari tidak bersinar. Dalam pasaran terdapat 2 macam baterai yaitu baterai berbasis lead acid dan lithium. Baterai lead acid banyak digunakan pada kendaraan, penerangan, sistem UPS, dan aplikasi penyimpanan energi, sedangkan baterai lithium digunakan pada telepon, laptop, kendaraan listrik, dan baru-baru ini pada sistem energi surya. Baterai lead acid lebih berat jika dibandingakn dengan baterai lithium sehingga memerlukan perawatan regular dan memperpendek umur baterai. Dari segi dampak ke lingkungan, baterai lead acid memiliki dampak lingkungan yang lebih besar karena memerlukan lebih banyak bahan baku pembuatan baterai jika dibandingkan dengan baterai lithium. Dari segi biaya install, baterai lithium lebih murah dibandingkan baterai lead acid karena baterai lithium lebih ringan sehingga lebih mudah untuk diinstall dan menurunkan 80% biaya install. Ikuti tulisan menarik Umi Widi Astuti lainnya di sini. .